TUGAS EKONOMI PEMBANGUNAN
STRATEGI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Oleh : Suci Setiyaningsih
Sri Kusniati
Ira
Desma
Jurusan : Manajemen
IMMI
JAKARTA
2009
STRATEGI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
- Strategi usaha minimum kritis
Harvey Leibenstein menyatakan bahwa sebagian besar NSB dicekam oleh lingkaran setan kemiskinan (vicious circle od proverty) yang membuat mereka tetap berada pada tingkat keseimbangan pendapatan perkapita yang rendah. Jalan keluar dari kebuntuaan ini adalah dengan melakukan suatu upaya minimum kritis (critical minimum effort) tertentu yang akan menaikkan pendapatan perkapita pada tingkat di mana pembangunan yang berkesinambungan (suistainable) akan terjadi. Leibenstein mengatakan bahwa dalam tahap transisi dari keadaan keterbelakangan ke keadaan yang lebih maju di mana kita dapat mengharapkan pertumbuhan jangka panjang yang mantap (steady economic growth) diperlukan suatu kondisi di mana suatu perekonomian harus mendapatkan rangsangan pertumbuhan yang lebih besar di atas batas minimum kritis tertentu.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan pendapatan perkapita
Di samping pertumbuhan penduduk ada juga faktor lain yang memerlukan pelaksanaan upaya minimum kritis. Faktor tersebut adalah skala disekonomis internal akibat tak dapat dibaginya. Faktor produksi, disekonomi eksternal akibat adanya ketergantungan eksternal, hambatan budaya dan kelembagaan yang ada di NSB.
Agen Pertumbuhan
Agen-agen pertumbuhan merupakan jumlah kapasitas yang terkandung di dalam anggota masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang membantu pertumbuhan. Agen pertumbuhan yang khas adalah pengusaha, investor, penabung dan inovator.
Rangsangan Pertumbuhan
Menurut Leibenstein apakah agen pertumbuhan itu berkembang atau tidak akan bergantung pada hasil yang diharapkan dari kegiatan seperti itu dan pada rangsangan untuk pengembangan atau penyusutan selanjutnya yang timbul melalui interaksi melalui harapan, kegiatan, dan hasil rangsangan tersebut ada 2 macam :
1. Rangsangan zero –sum yang tidak meningkatkan pendapatan nasional tetapi hanya bersifat upaya distributif.
2. Rangsangan positive-sum yang menuju pada pengembangan pendapatan nasional
Kritik terhadap strategi Leibenstein
Strategi tersebut mengandung beberapa kelemahan yaitu :
1. Laju pertumbuhan penduduk berkaitan dengan tingkat kematian.
2. Penurunan tingkat kelahiran bukan dikarenakan kenaikan pendapatan perkapita
3. Mengabaikan usaha pemerintah untuk menurunkan tingkat kelahiran
4. Tingkat pertumbuhan lebih tinggi dari pada 3% tidak menyebabakan lepas landas
5. Mengabaikan unsur waktu
6. Hubungan kompleks antara pendapatan perkapita dan laju pertumbuhan
7. Dapat diterapkan pada ekonomi tertutup
- Strategi pembangunan seimbang
Strategi pembangunan seimbang bisa diartikan dengan pembangunan berbagai jenis industri secara berbarengan (simultaneous) sehingga industri saling menciptakan pasar bagi yang lain. Selain itu, strategi pembangunan seimbang ini dapat juga diartikan sebagai keseimbangan pembangunan di berbagai sektor. Misalnya antara sektor industri dan sektor pertanian, sektor luar negri dan sektor domestik dan antara sektor produktif dan sektor prasarana, singkatnya strategi pembangunan seimbang ini mengharuskan adanya pembangunan yang serentak dan harmonis di berbagai sektor ekonomi sehingga semua faktor tumbuh bersama.
Untuk ini diperlukan keseimbangan antara sisi permintaan dan sisi penawaran. Sisi penawaran memberikan tekanan pada pembangunan serentak dari semua sektor yang saling berkaitan dan berfungsi meningkatkan penwaran barang. Ini meliputi pembangunan serentak dan harmonis dari barang setengah jadi, bahan baku, sumber daya energi, pertanian, pengairan, transportasi, dan lain-lain serta semua industri yang memproduksi barang konsumen.
Pembangunan seimbang ini biasanya dilaksanakan dengan maksud yang menjaga agar proses pembangunan tidak menghadapi hambatan-hambatan dalam :
1. Memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumber daya energi (air dan listrik, fasilitas untuk mengangkut hasil produksi ke pasar,
2. Memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan akan diproduksikan
Jika kita akan melaksanakan pembangunan seimbang, maka tingkat investasi yang harus dilakukan besarnya jauh melebihi tingkat investasi yang dilakukan pada sebelum usaha pembangunan dilakukan. Oleh karena itu, strategi pembangunan seimbang ini oleh sebagian ekonom disebut pula teori dorongan besar besaran (big push theory).
Menurut Rosenstein-Rodan dan Nurkse
Istilah pembangunan seimbang itu diciptakan oleh Nurkse 1953, namun demikian teori ini pertama kali dikemukakan oleh Paul Rosenstein-Rodan 1953. Dengan nama the big push theory yang menulis gagasan untuk menciptakan program pembangunan di Eropa timur dan tenggara dengan melakukan industrisasi secara besar-besaran. Kedua orang ini beranggap bahwa melakukan industrisasi di daerah yang kurang berkembang merupakan cara yang tepata untuk menciptakan pembagian pendapatan yang lebih merata di dunia dan untuk meningkatkan di daerah semacam itu agar lebih cepat di daerah yang lebih kaya. Dalam upaya untuk melaksanakan program tersebut berbagai industri haruslah dibangun secara berbarengan.
Menurut Rosenstein-Rodan pembangunan industri secara besar-besaran akan menciptakan 3 macam eksternalitas ekonomi :
1. Yang diakibatkan perluasan pasar
2. Karena industri yang sama letaknya berdekatan
3. Karena adanya industri lain dalam perekonomian tersebut
Menurut Nurkse faktor yang terpenting yang menentukan luasnya pasar adalah tingkat produktifitas. Dalam suatu perekonimian yang mempunyai suatu penduduk tertentu, jumlah barang-barang yang dapat dihasilkan dan dijual dalam suatu jangka waktu tertentu tergantung pada tingkat penggunaan modal dalam proses produksi. Dalam suatu perekonomian yang pasarnya sangat terbatas, maka tidak ada rangsangan bagi para pengusaha untuk menggunakan alat-alat yang modern. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pasar telah membatasi penggunaan modal sehingga membatasi pula kemampuan suatu perekonomian menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat.
Menurut Scitovsky
Scitovsky mengungkapkan 2 konsep eksternalitas ekonomi dan manfaat yang diperoleh suatu industri dari adanya 2 macam eksternalitas ekonomi yang ada dalam perekonomian tersebut. Eksternalitas ekonomi dibedakan menjadi 2 yaitu seperti yang terdapat dalam teori keseimbangan (equilibrium theory) dan seperti yang terdapat dalam teori pembangunan.
- Kritik terhadap strategi pembangunan seimbang
Banyak kritik yang dilontarkan dalam strategi pembangunan seimbang, antara lain dikemukakan oleh Hirschman, Streeten, Finger, Fleming. Hirschman merupakan pengkritik yang paling baik karena selain menunjukkan kelemahan-kelemahan strategi pembangunan seimbang juga mengemukakan strategi pembangunan tidak seimbang. Dalam kritik Hirschman antara lain berpendapat bahwa di satu pihak pembangunan sangat meragukan kemampuan NSB, tetapi di lain pihak mereka membuat penghargaan-penghargaan yang sama sekali tidak realistis mengenai daya kreatif negara-negara tersebut.
Kritik utama Singer terhadap strategi pembangunan seimbang adalah mengenai corak progaram pembangunan yang harus dilaksanakan berbagai industri dan sektor, menurut Singer hal tersebut sangat sulit dilaksanakan oleh NSB yang biasanya mempunyai sumber daya yang terbatas.
- Strategi pembangunan tak seimbang
Strategi pembangunan tak seimbang ini dikemukakan oleh Albert O. Hirschman dan Paul Streeten. Menurut mereka, pembangunan tak seimbang adalah pola pembangunan yang lebih cocok untuk mempercepat proses pembangunan di NSB. Pola pembangunan ini, menurut Hirschman, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
1. Secara historis pembangunan ekonomi yang terjadi coraknya tidak seimbang
2. Untuk mempertinggi efisien sumber daya – sumber daya yang tersedia, dan
3. Pembanguan tak seimbang akan menimbulkan kemacetan (bottleneck) atau gangguan-gangguan dalam proses pembangunan tetapi akan menjadi pendorong bagi pembangunan selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar